Friday, August 18, 2017

Sulit bagi Tottenham Hotspur untuk jadi champion EPL, tapi mereka tetap pertahankan status barunya sebagai penghuni tetap papan atas.


GLOBALGOAL.COM - Ada satu quote terkenal yang berasal dari film tentang suporter sepakbola, Green Street Hoooligans (2005). "Spurs? Mereka tim payah, dengan pendukung yang juga payah," tukas salah satu tokoh utama dalam film tersebut, Pete Dunham.

Sejak dahulu Tottenham Hotspur memang dikenal sebagai tim yang biasa-biasa saja di Liga Primer Inggris. Mereka gemar menghuni papan tengah, tanpa mendapat ancaman serius terdegradasi atau memberi ancaman serius di papan atas.

Namun stigma itu tampaknya mulai lenyap sejak musim 2009/10 silam. Perlahan namun pasti, Spurs menjelma jadi kekuatan baru di EPL. Mereka tak pernah sekalipun absen dari kompetisi Eropa, dengan selalu menghuni enam besar klasemen akhir.

Momentum terbaik tentu hadir dalam dua musim terakhir. Spurs yang tadinya 'sekadar' mendobrak zona Eropa, mulai berani menantang perburuan gelar EPL. Mengakhiri kompetisi di peringkat tiga pada musim 2015/16, mereka jadi runner-up pada kampanye 2016/17 lalu.







Tak heran bila kemudian basis pendukung Spurs yang semakin besar dan tak lagi payah, enggan melenyapkan mimpi bahwa tim kesayangannya sanggup menjuarai EPL musim 2017/18 ini.

Sayangnya melihat geliat Spurs sepanjang bursa musim panas ini, impian itu tampak masih jauh dari nyata. Dibandingkan rival papan atas macam Manchester City, Chelsea, hingga Arsenal, Spurs sangat pasif bergerak.

Hingga jendela transfer musim panas tinggal menyisakan kurang dari tiga pekan, tak satu pun pemain yang Spurs datangkan. Mereka justru melepas salah satu pilar di lini pertahanannya, Kyle Walker, ke Manchester City.

Tak heran jika situasi itu hadirkan berbagai kritik. Selain karena berpotensi hadirkan kejenuhan secara psikis dan taktik, level kompetitif skuat Spus saat ini juga dipandang paling lemah di antara langganan papan atas EPL. Segalanya akan semakin buruk, karena mereka juga bakal berkompetisi di Liga Champions musim depan.

Beberapa isu kemudian merebak, salah satunya adalah Spurs yang memilih sektor finansialnya difokuskan pada proyek pembangunan stadion baru. Namun manajer mereka, Mauricio Pochettino, buru-buru membantah dan berjanji akan mendatangkan tiga sampai empat pemain baru.

"Kami sudah memiliki tim yang kuat, kompetitif, dan sangat percaya diri. Namun tentu saja kami butuh energi baru dalam wujud pemain baru. Saya yakinkan jika kami akan datangkan tiga hingga empat pemain baru sebelum bursa [musim panas] ditutup. Kami sudah sangat dekat untuk itu," ujar Pochettino, seperti dikutip talkSport.




Dilihat dari sisi positif, toh Spurs masih sanggup mempertahankan sederet bintang utamanya. Mulai dari Hugo Lloris, Jan Verthongen, Christian Eriksen, Dele Alli, dan tentu saja yang paling krusial adalah top skor EPL dua musim terakhir, Harry Kane.

Keberadaan para pilar tersebut, otomatis takkan mengubah formasi 4-2-3-1 andalan Pochettino. Tak perlu pula ada porses adaptasi, karena memang tak ada pemain baru yang masuk. Fokus utama bakal terletak di sektor bek kanan, yang baru saja ditinggal Walker.

Kieran Trippier sebagai penggantinya, dipandang Pochettino tak punya kualitas di bawah Walker dan itu sudah terbukti sepanjang musim lalu. Selain itu Kyle Walker-Peters yang jadi pelapis di kanan, juga sanggup mencuri perhatian sepanjang pramusim lalu.

Keriskanan hadir di pos bek tengah, gelandang serang, dan ujung tombak. Jan Verthongen dan Toby Arderweirld tak miliki satu pun pelapis kompetitif di pos bek tengah. Eriksen di pos gelandang serang cuma punya Eric Lamela, yang gemar cedera. Sementara Kane dilapis oleh sosok tak kompetitif, Vincent Janssen, yang musim lalu hanya sanggup torehkan enam gol.

Menilik empat kompetisi berbeda yang harus dilakoni Spurs musm 2017/18 esok, termasuk Liga Champions, tidak bisa tidak, mereka wajib menebalkan skuatnya dengan aroma kompetitif.

Satu kekhawatiran lain dari Spurs adalah kepastian mereka bakal menggunakan Wembley Stadium sepanjang musim 2017/18. Itu dilakukan karena mereka harus mengungsi dari pembangunan New White Hart Lane, yang baru rampung pada musim panas 2018 esok.

Wembley memang memiliki kapasitas penonton dan sejarah besar. Namun stadion itu juga dikenal tak memberi tuah positif untuk Spurs. Sembilan kali berlaga di sana, The Lily Whites secara mengenaskan cuma menang dua kali.

Paling mencolok terjadi pada musim lalu, di mana Spurs menggunakan Wembley sebagai kandang mereka untuk turnamen Eropa. Dari lima partai, mereka menelan empat kekalahan (termasuk satu di semi-final Piala FA) dan cuma sekali menang.

Wajar jika kemudian para pendukung Spurs ketar-ketir dengan magis Wembley untuk tim kesayangannya. Apalagi duel di kandang jadi andalan mereka di EPL musim lalu, dengan raih 17 kemenangan, dua hasil imbang, tanpa pernah kalah!

Menarik kesimpulan dari paparan di atas, sulit buat Spurs naik satu level lagi untuk raih gelar EPL. Namun setidaknya, apalagi jika ada tambahan amunisi yang kompetitif, mereka selayaknya mampu menjaga status baru sebagai penghuni tetap papan atas.

ATLETICO MADRID TERTARIK BOYONG DIEGO COSTA DARI CHELSEA

GLOBAL303.COM - Presiden Atletico Madrid, Enrique Cerezo, mengonfirmasi timnya akan mendatangkan Diego Costa dari Chelsea. Namun, rencan...